SUKU BUNGA DAN PENILAIAN OBLIGASI
Obligasi dan Penilaian Obligasi
Obligasi
merupakan surat utang jangka menengah atau panjang, yang dapat
dipindahtangankan dan berisi janji dari pihak yang menerbitkan obligasi, untuk
membayar imbalan berupa bunga atau kupon pada periode tertentu, serta melunasi
pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi
tersebut, obligasi mempunyai karakteristik, yaitu :
1.
Bunga
(coupon)
Obligasi
memiliki bunga yang sering disebut coupon,
merupakan salah satu bentuk pendapatan yang diperoleh pemegang obligasi, selain
pendapatan berupa gains, yaitu selisih herga jual obligasi dengan harga
belinya. Bunga pada umumnya tetap dan dibayarkan secara periodic misalnya
semsteran atau tahunan.
2.
Nilai
nominal (face value or par value)
Obligasi
mempunyai nilai nominal, yaitu nilai yang tercantum dalam obligasi, dan
merupakan jumlah nilai yang akan dibayar kembali ketika obligasi jatuh tempo.
Besarnya coupon tahunan dibagi dengan
nilai nominal disebut coupon rate.
3.
Jangka
waktu jatuh tempo (maturity)
Obligasi
mempunyai jangka waktu jatuh tempo yang terbatas, yaitu tanggal saat nilai
nominal harus dilunasi oleh perusahaan yang menerbitkan obligasi. Jangka waktu
obligasi sangat bervariasi tergantung kebutuhan dana perusahaan, biasanya lebih
dari 5 tahun.
Nilai obligasi dan yields
Dengan
berjalannya waktu suku bunga di pasar mengalami perubahan. Karena arus kas dan
pendapatan obligasi tetap, maka nilai obligasi akan berfluktuasi. Apabila suku
bunga di pasar naik, maka nilai sekarang arus kas dari sisa umur obligasi akan
menurun dan nilai obligasi akan berkurang. Sebaliknya, jika suku bunga pasar
turun maka nilai obligasi akan bertambah
Untuk
menentukan nilai obligasi pada suatu saat tertentu, maka perlu diketahui jangka
waktu sisa umur obligasi sampai dengan jatuh tempo, nilai nominal, kupon, dan
suku bung pasar. Secara umum nilai obligasi dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
Nilai obligasi = C × {1 - 1/ (1 +
r) ͭ}/ r + F/ (1 + r) ͭ
Keterangan :
F = nilai nominal obligasi
C = kupon yang dibayarkan setiap
periode
t = jangka waktu sampai dengan
jatuh tempo
r = suku bunga di pasar
Resiko yang timbul bagi pemilik
obligasi sebagai akibat fluktuasi suku bunga di pasar disebut resiko suku
bunga. Berapa besar resiko suku bunga suatu obligasi, tergantung pada seberapa
sensitif harga obligasi terhadap perubahan suku bunga di pasar. Besar kecilnya
sensivitas harga obligasi terhadap perubahan suku bunga ditentukan oleh dua
hal, yaitu : jangka waktu jatuh tempo (time to maturity) dan besarnya coupon
rute.
1.
Jika
factor lainnya tetap, semakin panjang jangka waktu jatuh tempo, semakin besar
resiko suku bunga.
2.
Jika
factor lainnya tetap, semakin rendah coupon rute, semakin besar resiko suku
bunga.
Menentukan yield to maturity
Sering
diketahui informasi tentang harga suatu obligasi, coupun rate, dan jangka waktu
jatuh tempo. Tetapi tidak diketahui berapa tingkat keuntungan jika obligasi
tersebut dipegang sampai dengan jatuh tempo (yield to matunity),
Peringkat Obligasi
Salah
satu pertimbangan investor dalam memilih obligasi yang diterbitkan oleh
berbagai perusahaan adalah informasi tentang peringkat obligasi. Peringkat
obligasi hanya mempertimbangkan kemungkinan perusahaan penerbit gagal memenuhi
kewajibannya, baik untuk membayar bunga maupun nominalnya. Telah dijelaskan
bahwa obligasi memiliki resiko suku bunga, yaitu resiko perubahan nilai
obligasi sebagai akibat perubahan suku bunga di pasar. Peringkat obligasi tidak
menilai resiko suku bunga tersebut, akibatnya obligasi yang memiliki peringkat
yang tinggi harganya masih dapat berfluktuasi. Terdapat beberapa macam obligasi
dilihat dari karakteristik obligasi, institusi yang menerbitkan dan sebagainya.
Obligasi selain diterbitkan oleh perusahaan (corporate bond) dapat pula diterbitkan oleh pemerintah.
Obligasi pemerintah
Pinjaman
dana selain dilakukan oleh perusahaan juga dilakukan oleh pemerintah untuk
kebutuhan dan guna membiayai pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah. Di
Indonesia pemerintah juga melakukan pinjaman dana dengan menerbitkan berbagai
surat utang, seperti obligasi negara ritel (ORI)
ORI
adalah obligasi negara yang jual kepada individu atau perseorangan warga negara
Indonesia. Investor dapat memperoleh ORI dengan dua cara yaitu : Pertama,
melalui agen penjual pada saat penerbitan ORI oleh pemerintah atau disebut
dengan pasar perdana. Kedua, adalah engan membeli ORI dari investor lain yang
telah memiliki ORI atau disebut pasar sekuder, melalui anggota bursa maupun
agen penjual. Modal minimum yang dibutuhkan investor untuk melakukan transaksi
ORI di bursa adalah Rp. 5.000.000 karena nilai ORI yang ditransaksikan di bursa
dalam pecahan Rp. 5.000.000 dan kelipatannya.
Zero coupon bonds
Obligasi
yang tidak membayar kupon sama sekali dan harus ditawarkan dengan harga yang
jauh lebih rendah dari nilai nominalnya disebut zero coupon bonds atau zeroes.
Obligasi dengan mengambang
Dengan
suku bunga yang mengambang, besarnya kupon yang dibayarkan disesuaikan dengan
perkembangan suku bunga di pasar. Ditinjau dari sudut pandang perusahaan
penerbit, obligasi dengan bunga mengambang memiliki keuntungan dibandingkan
dengan obligasi suku bunga tetap, jika suku bunga di pasar mengalami penurunan,
dan akan mempunyai dampak merugikan jika suku bunga di pasar meningkat.
Obligasi dengan bunga mengambang memiliki beberapa karakteristik :
1.
Pemegang
obligasi mempunyai hak untuk menukarkan obligasinya dengan nominal pada saat
pembayaran kupon setelah beberapa waktu, yang disebut dengan put provision.
2.
Besarnya
coupon rate mempunyai batas minimum
dan maksimum.
Salah satu obligasi dengan suku
bunga mengambang adalah inflation-linked
bond , yaitu obligasi yang
kuponnya disesuaikan dengan tingkat inflasi.
Factor – Factor yang Menentukan Yield Obligasi
Besarnya
yield suatu obligasi merupakan pencerminan berbagai factor, baik yang
berpengaruh terhadap obligasi pada umumnya, maupun factor spesifik yang
dipertimbangkan.
Pada
suatu waktu tertentu suku bunga jangka pendek dan suku bunga jangka panjang
pada umumnya berbeda. Kadang-kadang suku bunga jangka pendek lebih tinggi dari
pada suku bunga jangka panjang, atau sebaliknya. Hubungan antara suku bunga
jangka pendek dengan suku bunga jangka panjang dikenal dengan istilah struktur
suku bunga.
Ada
tiga komponen yang menentukan struktur suku bunga, yaitu : suku bunga riil,
tingkat inflasi, dan resiko suku bunga. Suku bunga merupakan komponen yang
utama yang menentukan suku bunga satiap surat utang, tanpa memperhatikan jangka
waktu jatuh tempo. Ketika suku bunga riil tinggi, maka semua suku bunga surat
utang cenderung lebih tinggi dan sebaliknya
Prospek
inflasi di masa yang akan datang sangat berpengaruh terhadap naik turunnya suku
bunga. Investor yang berpikir untuk meminjamkan uang dengan berbagai jangka
waktu, mengetahui bahwa inflasi akan menurunkan nilai uang yang akan diterima
kembali ketika uang yang dipinjamkan jatuh tempo. Sebagai akibatnya investor
akan meminta kompensasi atas kerugian ini dalam bentuk suku bunga nominal yang
tinggi. Kompensasi yang dikenal dengan nama inflation
premium. Jika investor percaya bahwa tingkat inflasi di masa yang akan
datang lebih tinggi, maka suku bunga nominal jangka panjang akan lebih tinggi
dari pada suku bunga nominal jangka pendek.
Komponen
yang ketiga adalah resiko suku bunga. Obligasi jangka panjang memiliki resiko
kerugian lebih besar sebagai akibat perubahan suku bunga dibandingkan dengan
obligasi jangka pendek. Investor mengetahui resiko ini , oleh Karena itu
investor menuntut kompensasi berupa suku bunga nominal yang lebih tinggi.
Tambahan kompensasi ini dikenal dengan nama interest
risk premium. Semakin panjang jangka waktu jatuh tempo, semakin besar
resiko suku bunga, dengan demikian premi resiko suku bunga juga meningkat
sejalan dengan makin lamanya jangka waktu jatuh tempo. Akan tetapi kenaikan resiko
suku bunga pada tingkat yang semakin menurun.
DAFTAR PUSTAKA
Sudana, I Made.2011. Manajemen Keuangan Teori dan Praktik. Penerbit Erlangga: Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar